Advertisement
,

Bayi mungil ini diberi nama Woro Indyas Dewi yg terlahir di Jakarta, 22 Januari 1973

Rabu, 11 Oktober 2023, Oktober 11, 2023 WIT Last Updated 2023-10-11T12:33:16Z
Gemabanten.com

JAKARTA - Sepotong cerita ttg Pdt Woro, Sejak usia 2 tahun saya dan Kakak perempuan saya ditinggal oleh ayah saya dan Ibu memutuskan tidak menikah lagi, 
Kami hanya dua bersaudara. 
Dari pengalaman hidup beriman di kota Jakarta inilah (lebih kejam Ibukota daripada Ibu tiri)

ibu saya mempersembahkan anaknya sekolah di STT Jakarta (sekarang STFT) untuk kemudian menjadi Pendeta.

Pdt. Woro menempuh pendidikan Dasar Menengah sampai Perguruan Tinggi di Jakarta. 
Setelah menyelesaikan pendidikan di STT-Jkt, Pdt. Woro menempuh proses-proses kependetaan sampai akhirnya ditahbiskan di GKI Kebayoran tgl 1 September 2000. 
Pdt. Woro menikah dengan Rus Satriyo Partogi Natigor Tobing, SH. (dari sinilah marga Tobing mulai melekat atas diri Pdt. Woro) dan dari pernikahannya mereka dikaruniai seorang anak bernama Raguel Pringgada Tobing (18 Juni 2003). 
Pdt.Woro berkesempatan untuk studi melanjutkan di Program Pasca Sarjana Fak Teologi UKDW Yogyakarta (2010-2012) dan  Akhirnya keluar Jakarta juga.

Pdt. Woro mengatakan, Pengalaman unik dalam pelayanan banyak saya rasakan, Saat saya sakit CA dan menjalani treatment kemoterapi, rambut saya menjadi gundul dan memakai sorban sehingga saya  di sebut “Pendeta Bersorban”. 
Pakai sorban kok pakai clergical collar, he he he, tuturnya.

Ketika ditanya mengenai minat pelayanannya Pdt. Woro menjawab,  Minat saya ternyata pada konseling dan berada dekat bersama generasi muda dalam Pendidikan Kristiani bidang Kategorial dengan pendekatan spiritualitas, tuturnya.



TH / Gemabanten