Advertisement
,

Inovasi "Pakai Peniti" untuk Pemantauan Balita Stunting di Kabupaten Tangerang

Rabu, 14 Agustus 2024, Agustus 14, 2024 WIT Last Updated 2024-08-14T08:27:29Z

Tangerang, //Gemabanten.com - Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan menurunkan prevalensi stunting, UPTD Puskesmas Sukatani di Kabupaten Tangerang memperkenalkan inovasi terbaru yang diberi nama "Pakai Peniti" (Pendampingan Kader sebagai Pemantau Balita Stunting). Program ini dirancang sebagai langkah proaktif untuk mengatasi masalah stunting yang telah menjadi perhatian nasional dan global, terutama di tengah dampak pandemi COVID-19 yang memperburuk masalah gizi keluarga.

Stunting, yang mengacu pada pertumbuhan fisik dan perkembangan anak yang terhambat akibat kekurangan gizi yang berlangsung lama, merupakan salah satu tantangan kesehatan serius di Indonesia. Berdasarkan laporan WHO pada tahun 2019, Indonesia menempati peringkat ke-6 tertinggi dalam jumlah balita stunting di dunia, dengan sekitar 8,4 juta balita terdampak. Masalah ini tidak hanya mempengaruhi kesehatan anak-anak, tetapi juga perkembangan intelektual dan produktivitas mereka di masa dewasa.

Pemerintah Indonesia melalui berbagai regulasi, termasuk Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 29 Tahun 2017 tentang Standar Antropometri Penilaian Gizi Anak, telah menetapkan kerangka kerja untuk mencegah dan menangani stunting. Namun, tantangan di lapangan masih besar, terutama dalam memastikan bahwa intervensi pencegahan dan penanganan stunting dilakukan secara efektif di seluruh wilayah.

Inovasi "Pakai Peniti" bertujuan untuk memanfaatkan teknologi digital guna meningkatkan peran kader posyandu dalam pemantauan balita stunting. Melalui aplikasi mobile yang dikembangkan khusus, para kader posyandu mendapatkan akses ke panduan lengkap mengenai pertumbuhan normal balita serta parameter yang perlu diperhatikan untuk mengidentifikasi tanda-tanda stunting. Aplikasi ini juga dilengkapi dengan alat ukur yang terintegrasi, seperti pengukur tinggi badan dan berat badan, yang dapat dihubungkan dengan perangkat mobile. Hal ini memungkinkan pemantauan yang lebih akurat dan real-time terhadap pertumbuhan anak-anak.

Selain itu, para kader posyandu juga menjalani pelatihan intensif untuk mengoptimalkan penggunaan aplikasi tersebut serta memahami pentingnya pemantauan stunting. Dengan pengetahuan yang diperoleh, kader posyandu tidak hanya melakukan pemantauan, tetapi juga memberikan edukasi langsung kepada keluarga balita tentang pentingnya gizi seimbang dan pola makan yang sehat. Pendekatan ini diharapkan dapat memperkuat hubungan emosional antara kader dan keluarga balita, sehingga keluarga lebih termotivasi untuk mengikuti program pemantauan dan menerapkan perubahan yang diperlukan.

Inovasi "Pakai Peniti" juga mendorong kolaborasi antara kader posyandu dan tenaga medis, seperti dokter dan petugas kesehatan lainnya. Data yang terkumpul melalui aplikasi akan diunggah ke sistem terpusat, sehingga dapat diakses dan dianalisis oleh tenaga medis. Jika ditemukan tanda-tanda stunting, tenaga medis dapat memberikan rekomendasi penanganan yang tepat serta menyusun program intervensi yang sesuai.

Manfaat dari inovasi ini sangat signifikan. Dari sisi organisasi, "Pakai Peniti" diharapkan dapat meningkatkan cakupan balita stunting yang mendapatkan perawatan, meningkatkan cakupan N/D (Nutrisi dan Diet) di posyandu, serta menurunkan prevalensi stunting di wilayah Kabupaten Tangerang. Dari sisi masyarakat, program ini memberikan pengetahuan yang lebih baik tentang pentingnya pemantauan pertumbuhan anak serta pemanfaatan bahan pangan lokal sebagai makanan tambahan (PMT) untuk balita stunting.

Pada akhirnya, inovasi "Pakai Peniti" tidak hanya berfokus pada penurunan angka stunting, tetapi juga pada peningkatan kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam upaya pencegahan stunting. Dengan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan, Kabupaten Tangerang berharap dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam menangani stunting secara efektif dan berkelanjutan.


Red.

Iklan